Kenali Masalah Jantung Berdebar dan Bagaimana Mencegahnya

Seperti yang diketahui bahwa jantung manusia berdetak setiap saat dengan frekuensi yang menyesuaikan dengan situasi atau aktivitas tertentu. Namun apabila jantung berdebar terlalu sering tanpa dipicu oleh sebab yang jelas, bisa jadi pertanda adanya gangguan pada kinerja jantung. Kondisi jantung yang berdetak dengan intensitas lebih tinggi dan berdegup kencang ini disebut sebagai palpitasi dalam dunia medis dan dalam kondisi tertentu memang menjadi penanda penyakit jantung.

Kondisi yang Menjadi Penyebab Jantung Menjadi Berdebar

Secara umum, jantung yang berdebar tidak bisa langsung dikatakan sebagai kondisi yang berbahaya, terlebih jika hanya terjadi sesekali dengan penyebab yang jelas seperti perasaan gugup atau kaget misalnya. Akan tetapi, ada pula sebab yang seringkali tak disadari sehingga penderita menganggap bahwa jantungnya biasa saja. Penyebab dari jantung yang berdebar antara lain:

Serangan Panik

Panic attack ini lebih dari sekedar gugup biasa dimana seseorang merasakan jantungnya berdebar diikuti oleh perasaan cemas yang luar biasa, stres, takut, mual hingga gemetar. Bahkan saat mengalami serangan panik ini, seseorang juga bisa mengeluarkan keringat atau yang disebut dengan keringat dingin.

Gaya Hidup

Gaya hidup tertentu nyatanya juga bisa membuat seseorang mudah mengalami jantung yang berdebar. Saat seseorang merasa cemas, terlalu gembira, olahraga terlalu intens atau terburu-buru, tubuh akan melepas hormon adrenalin yang kemudian membuat jantung menjadi berdebar. Selain itu berbagai kebiasaan dalam gaya hidup seperti konsumsi makanan pedas dengan bumbu yang kuat, merokok, minum minuman keras atau berkafein juga turut andil dalam kondisi jantung yang menjadi mudah berdebar.

Perubahan Hormon (Wanita)

Wanita juga memiliki beberapa faktor hormonal yang membuat mereka cenderung mudah mengalami masalah jantung ini. Wanita umumnya menjalani serangkaian masa perubahan hormon, mulai dari menstruasi, masa kehamilan dan menopause. Perubahan hormonal inilah yang kemudian memicu jantung yang berdebar. Meski begitu, kondisi seperti ini cenderung tidak berbahaya dan sementara.

Efek Samping Obat-Obatan

Penggunaan obat-obatan tertentu juga bisa memicu masalah jantung ini. Konsumsi obat tekanan darah tinggi serta jenis-jenis antibiotik memiliki efek samping jantung yang berdebar. Jenis obat-obatan ini antara lain obat asma (bronkodilator), antihistamin, obat gangguan tiroid dan obat batuk dengan kandungan pseudoephedrine.

Kondisi Kesehatan

Tak hanya faktor dari luar saja, ada beberapa kondisi kesehatan tertentu yang juga menyebabkan jantung menjadi lebih berdebar dari biasanya, antara lain demam, anemia, hipertiroidisme (kelenjar tiroid yang terlalu aktif), dehidrasi, gangguan eletrolit, rendahnya kadar gula darah, hipotensi ortostatik (tekanan darah rendah) hingga berbagai gangguan jantung seperti aritmia dan kelainan katup jantung.

Selain mengenali beberapa kondisi penyebabnya, tak ada salahnya Anda juga mengetahui bahwa risiko paptilasi menjadi lebih tinggi pada orang-orang dengan beberapa kondisi tertentu antara lain

  • Orang yang sangat tertekan (stres)
  • Wanita yang sedang hamil
  • Orang yang mengidap gangguan kecemasan
  • Penderita hipertiroidisme
  • Pasien masalah jantung lain seperti aritmia, cacat jantung ataupun serangan jantung
  • Orang yang pernah menjalani operasi jantung

Kiat untuk Menangani dan Mencegah Palpitasi

Pada kondisi yang normal atau hanya terjadi sesekali dan bersifat sementara, biasanya jantung yang berdebar tidaklah memerlukan penanganan khusus, terlebih jika tidak ada keluhan lain yang menyertainya. Anda dapat menghitung denyut nadi, dimana denyut yang tercatat lebih dari 100 per menit sudah bisa dikatakan sebagai gejala palpitasi.

Lain jika kondisi ini terbilang sering terjadi tanpa dipicu oleh hal yang jelas atau terjadi pada orang dengan riwayat penyakit jantung, maka hal yang perlu segera dilakukan adalah dengan menghubungi dokter untuk mendapat penanganan yang tepat. Apalagi penderita juga mengalami nyeri dada, sesak napas, pusing bahkan pingsan.

Dokter kemungkinan akan melakukan sejumlah pemeriksaan untuk mengetahui penyebab dari ketidaknormalan detak jantung tersebut. Pemeriksaan ini dimulai dari pemeriksaan  fisik, riwayat penggunaan obat, level stres, pola tidur ataupun riwayat menstruasi (pasien wanita). Penyebab dari gangguan jantung bisa jadi lebih sulit didiagnosis, mengingat jantung penderita tidak selalu dalam kondisi saat dilakukan pemeriksaan oleh dokter.

Saat diperlukan, dokter akan menganjurkan pemeriksaan lanjutan dimana penderita akan dianjurkan mengunjungi spesialis jantung serta menjalani pemeriksaan lanjutan meliputi tes urine, tes darah, rontgen di bagian dada, elektrokardiogram (EKG), USG jantung, pemeriksaan aliran darah ke jantung (angiografi koroner) dan pengawasan aktivitas jantung dengan Holter monitor setidaknya dalam 24 jam.

Saat kondisi jantung yang berdebar tersebut dipicu oleh sebuah penyakit, dokter kemungkinan akan memberikan obat-obatan untuk mengatasi pemicunya terlebih dahulu. Tidak ada obat-obatan khusus yang digunakan untuk mengatasi keluhan jantung berdebar yang artinya yang bisa dilakukan yaitu menghindari berbagai hal yang memicu palpitasi.

Untuk menekan terjadinya jantung yang berdebar, Anda bisa menerapkan beberapa cara antara lain:

  • Hindari pemicu seperti narkoba, rokok (nikotin), minuman energi atau minuman berkafein. Konsultasikan penggunaan obat-obatan yang mungkin bisa memicu kondisi tersebut.
  • Menjalani terapi relaksasi seperti yoga, meditasi, olah pernapasan maupun aromaterapi untuk meredakan kecemasan dan stres.
  • Menerapkan gaya hidup sehat dan mengelola stres.

Walaupun kecil peluangnya untuk memicu masalah jantung lain seperti gagal jantung, henti jantung dan stroke, palpitasi tetap perlu diwaspadai sebagai pemicu komplikasi. Maka dari itu, menjaga kesehatan jantung dengan menerapkan berbagai kiat di atas dan menggunakan terapi penunjang seperti dr laser dapat meningkatkan peluang agar terhindar dari gangguan kesehatan jantung.

Scroll to top